Pages

Rabu, 08 Agustus 2012

STEREOSKOPIS

Stereoskopis adalah merupakan ilmu yang sekaligus juga seni dalam penggunaan tampilan binokuler untuk pengamatan fotografi yang bertampalan atau tampilan perspektif lainnya. Penginderaan jauh sistem foto udara memanfaatkan teknik stereoskopis ini untuk mendapatkan informasi turunan dari serangkaian data foto udara seperti ketinggian, jarak, volume dan lain-lain. Untuk menghasilkan pandangan stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan yang mampu menghasilkan pandangan stereoskopis pada foto udara bertampalan yaitu stereoskop. Melalui stereoskop ini, obyek-obyek yang terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti gambar tiga dimensi yang dapat diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut.
Pandangan tiga dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini muncul dalam otak sebagai akibat adanya perpaduan dua gambar dengan sudut pandang yang berbeda. Masing-masing mata pengamat (observer) akan mendapatkan informasi dari gambar yang berada dibawahnya. Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak manusia dan diterjemahkan sebagai gambar yang tiga dimensi.

Serangkaian foto udara akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi dalam proses pengamatan stereoskopis jika :
·         Foto udara tersebut memiliki tampalan
·         Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam satu jalur terbang yang sama.
·         Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama.
·         Kemampuan dari setiap orang dalam menghasilkan efek tiga dimensional
Tidak setiap pengamat memiliki kemampuan yang sama dalam menghasilkan sebuah gambaran tiga dimensional pada serangkaian foto udara yang sama. Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat kemampuan fokus pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghasilkan gambaran tiga dimensional. Pertambahan usia seorang pengamat juga memungkinkan perubahan kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan pandangan tiga dimensional. Dengan demikian seorang ahli fotogrametris yang bekerja dengan gambaran stereoskopis juga memiliki kemungkinan mengalami kesulitan pembentukan gambaran tiga dimensi pada masa tertentu.
Untuk dapat melihat sepasang foto yang saling overlap secara streoskopis tanpa bantuan perlengkapan optis, sangat dirasakan sekali kesulitannya.
Hal ini disebabkan karena :
1.      Melihat sepasang foto dari jarak yang dekat akan menyebabkan ketegangan pada otot-otot mata.
2.      Mata difokuskan pada jarak yang sangat pendek ± 15 cm dari foto yang terletak diatas meja, sedangkan pada saat itu otak kita mengamati atau melihat sudut paralaktis dengan tujuan dapat membentuk stereo model pada suatu jarak atau kedalaman.
Keadaaan yang demikian sangat mengacaukan pandangan stereoskop.
Karena kesukaran-kesukaran itulah diperlukan suatu stereoskop untuk membantu kita dalam pengamatan.
Ada 2 jenis stereoskop, yaitu :
1.      Stereoskop saku atau stereoskop lensa
·         Lebih murah daripada stereoskop cermin
·         Cukup kecil hingga dapat dimasukkan ke dalam saku
·         Terdiri dari susunan lensa convex yang sederhana
·         Mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar
·         Mudah dibawa ke lapangan
·         Daerah yang dapat dilihat secara stereoskopis sangat terbatas
1.      Stereoskop cermin
·         Lebih besar dari stereoskop saku
·         Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan menggunakan stereoskop lensa
·         Karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan
·         Foto udara tersebut memiliki tampalan
·         Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam satu jalur terbang yang sama.
·         Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama.
·         Kemampuan dari setiap orang dalam menghasilkan efek tiga dimensional

0 komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates