Pages

Sabtu, 29 Desember 2012

Tugas PTT


1.   Definisi peta topografi dan atau peta Rupabumi Indonesia
        Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan kenampakan permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Peta topografi menyajikan gambaran permukaan bumi dengan seteliti mungkin sejauh skalanya memungkinkan, dan menunjukkan elemen-elemen baik alami (natural) maupun cultural (man made).Sebelum bakosurtanal membuat peta yang kemudian dinamakan Rupa bumi Indonesia, telah dikenal jenis peta topografi yang dibuat oleh Army Map Service (AMS) US, yang kemudian dinamakan LCO (Lambert Conical Orthomapic).
        Peta Rupa Bumi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Peta RBI menurut BAKOSURTANAL didefinisikan sebagai peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI.


2.   Unsur-unsur peta Rupabumi Indonesia
Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
Ø  Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan sebagainya
Ø  Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya
Ø  Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur
Ø  Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya
Ø  Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
Ø  Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa
Ø  Tema 7: Toponimi: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya

3.Sumber data untuk pemetaan:
a.          Foto Udara
Foto udara merupakan salah satu sumber data yang cukup mudah didapatkan. Foto udara mempunyai skala yang lebih detail daripada citra satelit. Oleh karena itu untuk pemetaan skala besar dengan kedetailan yang tinggi, dianjurkan menggunakan foto udara sebagai salah satu sumber datanya.

b.         Citra satelit
Citra satelit dapat memberikan data untuk memetakan area yang lebih luas dengan kedetailan yang tidak begitu besar. Dengan berbagai variasi citra, pembuat peta dapat memilih salah satu diantaranya untuk mendapatkan data.

c.          Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui lembaga lembaga yang bersangkutan dengan data yang ingin di dapatkan, bukan data yang diambil langsung dari lapangan. Sebagai contoh, jika ingin mendapatkan informasi segala sesuatu tentang tanah, maka kita bisa mendatangi BPN untuk mendapatkan data sekundernya.

d.         Digitasi peta-peta
Merevisi peta yang sebelumnya pernah ada juga bisa dilakukan untuk membuat peta yang baru. Metode yang digunakan bisa melalui digitasi peta peta dasar yang sudah tersedia dan kemudian memperbarui informasi yang ada.

4.   Metode pemetaan Topografi (RBI)
Tahap pengumpulan data dalam pemetaan topografi dibedakan menjadi dua, yaitu metode terestris dan metode ekstra terrestrial.
1.   Metode terestris
            Survei pengumpulan data berdasarkan pengukuran dan pengamatan yang semuanya dilakukan di permukaan bumi. Hasilnya sangat akurat. Terdapat tiga macam pekerjaan yang terdapat pada metode terestris ini, yaitu pengukuran totpografi, pengolahan data ukuran, dan pencetakan peta. Data yang didapat merupakan data local yang harus diolah dulu untuk menyajikannya dalam bentuk koordinat bumi (x,y,z).
Metode penentuan titik control dapat dilakukan dengan membuat polygon, pengikatan ke muka, dan pengikatan ke belakang. Selain itu dapat juga dilakukan dengan survey GPS, dimana titik titik pengamatan statis (tidak bergerak) membentuk suatu jaring, yaitu jaring survey GPS
 
1.   Metode ekstraterestris
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengukuran/ pengamatan dari obyek di luar angkasa menggunakan bantuan dari satelit. Metode ekstraterestris biasanya menggunakan GPS sebagai alat bantunya. Hasil dari pengukuran ekstraterestris ini tidak seakurat metode terestris yang notabene diukur langsung di lapangan. Hal ini dikarenakan, metode ekstraterestris sangat rawan terkena bias dari atmosfer, terutama GPS.

4.   Standart Teknis Pemetaan
            Standar teknis pemetaan rupabumi sudah sepenuhnya diatur oleh BAKOSURTANAL/BIG sebagai lembaga resmi yang berwenang untuk membuat peta RBI. Standart teknis pemetaan ini tertuang dalam berbagai SNI (Standart Nasional Indonesia) dalam bidang informasi geografis. Standar teknis ini digunakan untuk menyamakan segala hal dalam semua pembuatan peta RBI di seluruh Indonesia dan untuk mengantisipasi segala hal yang tidak diinginkan.
            Salah satu SNI mengatur Spesifikasi Teknis Peta Rupabumi Indonesia yang tersedia dari peta RBI skala 1:10.000 hingga 1:250.000 seperti SNI 19-6502.2-2000 yang mengatur Spesifikasi Teknis Peta Rupabumi Indonesia skala 1:25.000. Dalam spesifikasi Teknis Peta RBI di dalamnya dijelaskan berbagai komponen yang menyangkut teknis dalam pembuatan peta RBI, seperti proyeksi yang digunakan, grid, penomoran peta, simbolisasi, datum, dan masih banyak lagi. Bahkan di bagian akhir dijelaskan sampai dengan proses pencetakan peta RBI yang meliputi pewarnaan, ukuran kertas cetak, ukuran lembar khusus, dan screen.
            SNI yang lain mengatur tentang Spesifikasi Penyajian Peta Rupa Bumi Indonesia dari skala 1:25.000 hingga 1:250.000. Di dalamnya membahas segala hal tentang penyajian peta RBI sedetail-detailnya. Meliputi unsur, simbol, dan spesifikasinya; huruf yang digunakan untuk tema nama rupabumi; singkatan unsure nama rupabumi; tata letak peta rupabumi; sistem penomoran lembar peta rupabumi. Sebagai contoh pada SNI nomor 6502.3:2010 yang mengatur spesifiksi penyajian peta skala 50.000 berbeda dengan SNI 6502.4:2010 yang mengatur spesifikasi peta RBI skala 1:250.000. 


0 komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates