Pages

Sabtu, 29 Desember 2012

Beberapa Macam Wahana Pemotretan Udara



1. Fixed Wing Aeromodelling/ Pesawat sayap tetap
Pesawat bersayap tetap atau pesawat terbang adalah pesawat udara yang terbang bukan karena gerakan pada sayap, pesawat sayap tetap terbang saat pesawat melaju melalui udara, pergerakan pada sayap menghasilkan gaya angkat yang mengangkat pesawat. Pesawat bersayap tetap berbeda dengan pesawat bersayap putar atau ornitroper, yang terbang dengan sayap yang bergerak dan menghasilkan gaya angkat. Pesawat bersayap tetap memanfaatkan prinsip Bernoulli, yaitu suatu fluida yang bergerak lebih cepat memiliki tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan fluida yang bergerak lebih lambat. Karena sisi sayap bagian atas lebih panjang daripada sisi sayap bagian bawah (karena kelengkungan permukaan sayap di bagian atas), maka udara yang mengalir lebih cepat di bagian atas daripada di bagian bawah. Perbedaan kecepatan udara itulah yang menyebabkan pesawat dapat terbang.

Tugas PTT


1.   Definisi peta topografi dan atau peta Rupabumi Indonesia
        Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan kenampakan permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Peta topografi menyajikan gambaran permukaan bumi dengan seteliti mungkin sejauh skalanya memungkinkan, dan menunjukkan elemen-elemen baik alami (natural) maupun cultural (man made).Sebelum bakosurtanal membuat peta yang kemudian dinamakan Rupa bumi Indonesia, telah dikenal jenis peta topografi yang dibuat oleh Army Map Service (AMS) US, yang kemudian dinamakan LCO (Lambert Conical Orthomapic).
        Peta Rupa Bumi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Peta RBI menurut BAKOSURTANAL didefinisikan sebagai peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI.

Jumat, 28 Desember 2012

Jurnal Fotogrametri


Praktikum Fotogrametri Dasar Lapangan
APLIKASI GROUND CONTROL POINT (GCP) DALAM PEMBUATAN DIGITAL SURFACE MODEL SEBAGIAN WILAYAH PARANGENDOG
Kelompok 1 Praktikum Fotogrametri Dasar*
*Dicky Setiady, Dwi Santy R.,Elok Azza, Eni Susanti, Imron Rosadi, Khusna Tania, M. Warizmi Wafiq, Shanti Puspitasari
 

Abstrak
Tujuan dari praktikum lapangan ini adalah pengaplikasian Virtual Stereoplotter untuk menghasilkan DSM. Wilayah yang dijadikan area kajian adalah Parangendog yang memiliki topografi beragam. Untuk menentukan titik-titik yang akan dijadikan GCP perlu diperhatikan aspek persebaran yang merata dan titik-titik yang diambil harus mewakili ketinggian yang beragam. Apabila proses pengambilan GCP ini selesai dilakukan di lapangan, selanjutnya adalah proses laboratorium untuk memproses dengan software tersebut. Input GCP perlu dilakukan sebagai tahap awal untuk kemudian ditentukan tie point dan dilakukan cross correlation atau pembuatan titik-titik lain secara otomatis. Untuk mengurangi RMS error dapat dilakukan dengan bunddle adjustment. Sehingga dari hasil pengolahan ini didapatkan DSM dan profil melintang area yang dikaji.
Kata kunci: DSM, GCP, Virtual Stereoplotter
Abstract
The aim of this field work is the application of virtual field Stereoplotter to generate DSM. The area which is used as the study area is Parangendog with diverse topography. To determine the points that will be used as GCP aspects need to be considered equal distribution and the points are taken to represent a variety of heights. When the process is completed GCP collection in the field, then, is the laboratory for processing with the software. Input GCP needs to be done as a first stage and then set tie point and do cross correlation or making other points automatically. To reduce the RMS error can be bunddle adjustment. So that is obtained from the processing of DSM and transverse profiles studied area.
Keywords: DSM, GCP, Virtual Stereoplotter

About

Blogger templates